Tampilkan postingan dengan label Kimia Fisika. Tampilkan semua postingan
Minggu, 24 Agustus 2014

Apa Yang Dimaksud Dengan Koagulasi Dan Flokulasi?

Apa itu koagulasi? Koagulasi didefinisikan sebagai proses destibilisasi muatan koloid padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus dengan ...
Kimia Fisika - Hallo sahabat indonesia teknologi, Artikel yang anda baca saat ini dengan judul Kimia Fisika, Artikel ini telah dipersiapkan dengan baik untuk anda baca dan ketahui informasinya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chemical, Artikel Kimia Analitik, Artikel Kimia Fisika, Artikel Materi, Artikel Sains, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Selamat membaca.

Judul : Apa Yang Dimaksud Dengan Koagulasi Dan Flokulasi?
link : Apa Yang Dimaksud Dengan Koagulasi Dan Flokulasi?

Silahkan Baca


Kimia Fisika



Apa itu koagulasi?
Koagulasi didefinisikan sebagai proses destibilisasi muatan koloid padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus dengan suatu koagulan, sehingga akan terbentuk flok-flok halus yang dapat diendapkan. Proses pengikatan partikel koloid dengan cara pengadukan cepat (flash mixing), yang merupakan bagian integral dari proses koagulasi.

Tujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat atau menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air.
Pengadukan cepat akan membuat partikel-partikel padat dalam air saling berbenturan dan bertemu sehingga terbentuk flok-flok yang halus. Koagulan yang umum dipakai adalah : aluminium sulfat (tawas), ferri sulfat, ferro sulfat dan PAC.

Umumnya partikel-partikel tersuspensi atau koloid dalam air buangan melibatkan efek browmian. Permukaan partikel-partikel tersebut bermuatan listrik negatif. Partikel-partikel itu menarik ion-ion positif yang terdapat dalam air dan menolak ion-ion negatif.

Ion-ion positif tersebut lalu menyelubungi partikel-partikel koloid dan membentuk lapisan rapat bermuatan didekat permukaannya. Lapisan yang terdiri ddari ion-ion positif itu disebut dengan lapisan kokoh. Adanya muatan-muatan pada permukaan partikel koloid tersebut menyebabkan pembentukan medan elektrostatik di sekitar partikel itu sehingga menimbulkan gaya tolak-menolak antar partikel. 

Disamping gaya tolak-menolak akibat muatan negatif pada partikel-partikel koloid, adagaya tarik menarik antara 2 partikel yang dikenal dengan gaya Van der walls. Selama tidak ada hal yang mempengaruhi kesetimbangan-kesetimbangan muatan-muatan listrik partikel koloid, gaya tolak-menolak yang selalu lebih besar dari pada gaya Van Der Walls dan akibatnya partikel koloid tetap dalam keadaan stabil.

Jika ion-ion atau koloid bermuatan positif (kation) ditambahkan kedalam koloid target koagulasi, maka kation tersebut akan masuk ke dalam lapisan difusi karena tertarik oleh muatan negatif yang ada dalam permukaan partikel koloid.

Hal ini menyebabkan konsentrasi ion-ion dalam lapisan difusi akan meningkat. Akibatnya ketebalan lapisan difusi akan berkurang.

Proses koagulasi juga dibagi dalam tahap secara fisika dan kimia.
Fisika : pemanasan, pengadukkan dan pendinginan.
Kimia : elektroforesis, penambahan koloid dan penambahan elektrolit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi.
- Suhu air
- Derajat keasaman
- Jenis koagulan
- Kadar ion terlarut
- Tingkat kekeruhan
- Dosis koagulan
- Kecepatan pengadukan
- Alkalinitas

Apa itu Flokulasi ?
Flokulasi merupakan proses pembentukan flok yang pada dasarnya menggunakan pengelompokkan aglomerasi antara partikel dengan koagulan (menggunakan proses pengadukkan lambat atau slow mixing).

Pada flokulasi terjadi proses penggabungan beberapa partikel menjadi flok yang berukuran besar. Partikel yang ukurannya besar akan lebih mudah diendapkan dari pada yang kecil.

Agar partikel koloid menggumpal, gaya tolak menolak elektrostatik antara partikelnya harus dikurangi dan transportasi partikelnya harus menghasilkan kontak diantara partikel yang mengalami destabilisasi. Setelah partikel-partikel koloid mengalami destabilisasi.

Setelah partikel-partikel koloid mengalami destabilisasi, sangat penting untuk membawa partikel-partikel tersebut kedalam suatu wadah berpengaduk antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat menggumpal dan membentuk partikel atau flok yang lebih besar.




Kamis, 20 Maret 2014

Melaksanakan Proses Ekstraksi

I. TUJUAN Dapat melakukan proses ekstraksi sesuai dengan instruksi kerja yang diberikan. Mampu mengidentifikasi hasil ekstraksi yang didapat...
Kimia Fisika - Hallo sahabat indonesia teknologi, Artikel yang anda baca saat ini dengan judul Kimia Fisika, Artikel ini telah dipersiapkan dengan baik untuk anda baca dan ketahui informasinya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chemical, Artikel Kimia Fisika, Artikel Laporan, Artikel Materi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Selamat membaca.

Judul : Melaksanakan Proses Ekstraksi
link : Melaksanakan Proses Ekstraksi

Silahkan Baca


Kimia Fisika




I. TUJUAN
  1. Dapat melakukan proses ekstraksi sesuai dengan instruksi kerja yang diberikan.
  2. Mampu mengidentifikasi hasil ekstraksi yang didapat.
  3. Mengetahui perbedaan ekstraksi cair-cair dan padat cair.
II. TEORI DASAR

Karena bahan teori dasar banyak, jadi untuk teori dasar dipindahkan dan dapat dilihat pada link berikut Teori Dasar Ekstraksi

III. ALAT DAN BAHAN

EKSTRAKSI CAIR-CAIR
EKSTRAKSI PADAT-CAIR
ALAT
ALAT
Corong pemisah
Labu didih
Selang
Standar dan klem
Soklet
Gelas piala
Gelas piala
Kondensor gundul
Pisau
Gelas ukur
Standar dan klem
Gelas ukur

Tube
Mantel pemanas



BAHAN
BAHAN
Etanol
Kemiri
N – heksana
Minyak sawit
Minyak sawit
Aquades

Metanol



IV. PROSEDUR KERJA
Cair - Cair
  1. Ambil minyak sawit 25 ml dan di ekstrak dengan etanol 25ml dengan cara dikocok-kocok hingga dengan etanol tercampur.
  2. Didiamkan hingga terpisah antara lapisan minyak dan etanol.
  3. Dipisahkan etanol dari minyak dengan membuka tutup corong pemisah dan etanol dikeluarkan dengan membuka kran.
  4. Minyak diekstrak kembali dengan etanol yang telah diambil lagi sebanyak 25 ml dan lakukan dengan cara yang sama.
Padat - Cair
  1. Merangkai alat sesuai instruksi.
  2. Menimbang kemiri 25 gram dam diiris halus, lalu dimasukkan ke dalam kertas saring/
  3. Dimasukkan kedalam soklet dan diisi dengan n-heksana sepenuhnya setelah n-heptana turun ke dalam labu didih, lalu diisi lagi dengan n-heksana setengahnya.
  4. Didihkan air pada pendingin sendok. Lalu hidupkan mantel pemanas.
  5. Ekstraksi dilakukan sampai 4 kali sirkulasi.
  6. Kemudian lakukan pada pemekatan pada hasil ekstraksi.
  7. Setelah selesai, dimasukkan kedalam oven sekitar 15 menit ( cawan porselen telah ditimbang).
  8. Timbang berat cawan porselen + hasil ekstraksi.

V.  PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Cair-Cair
  1. setelah minyak dimasukkan ke dalam corong pemisah, terdapat bidang batas tetapi belum terlalu tampak. Setelah dikocok terdapat bidang batas yang jelas ( terdapat 2 lapisan ).
  2. Saat membuka kran sebaiknya dibuka tutup corong pemisah terdahulu agar alirannya mudah    ( terdapat udara).
Padat-Cair

Data ekstraksi cair-cair
  • V minyak sawit = 25ml
  • V metanol = 2 x 25ml
  • cawan kosong = 31,58 gram
  • cawan kosong + hasil ekstraksi =  32,53 gram
  • hasil ekstraksi = 0,95 gram
Data ekstraksi padat-cair
  • kemiri = 25,03 gram
  • cawan kosong = 38,70 gram
  • cawan kosong + minyak kemiri = 47,89 gram        
  • hasil = 9,19 gram
Perhitungan
A. Ekstraksi cair-cair
rendemen = gram hasil / gram bahan baku      x 100%
                 = 0,95 / 25,00   x 100% 
                 = 3,8 %

B. Ekstraksi padat-cair
rendemen = gram hasil / gram bahan baku      x 100%
                 = 9,19 / 25,03   x 100 %
                 = 36,72 %

VI. KESIMPULAN
A. Cair-cair
Minyak diekstraksi dengan etanol untuk pencucian suatu konstituen dalam suatu sampel kesuatu pelarut dilakukan dengan cara mengocok.

B. Padat-cair
Hasil yang didapatkan dari hasil percobaan ekstraksi cair-cair rendemennya sebanyak 3,8%, sedangkan pada ekstraksi padat cair hasil yang didapatkan 36,72 %.

    Jumat, 14 Maret 2014

    Pengertian, Sifat, Pembagian Dan Istilah Umum Ekstraksi

    Ekstraksi adalah :   proses pemindahan atau pencucian suatu konstituen dalam suatu sampel ke suatu pelarut dengan cara mengaduk atau melarut...
    Kimia Fisika - Hallo sahabat indonesia teknologi, Artikel yang anda baca saat ini dengan judul Kimia Fisika, Artikel ini telah dipersiapkan dengan baik untuk anda baca dan ketahui informasinya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chemical, Artikel Kimia Fisika, Artikel Sains, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Selamat membaca.

    Judul : Pengertian, Sifat, Pembagian Dan Istilah Umum Ekstraksi
    link : Pengertian, Sifat, Pembagian Dan Istilah Umum Ekstraksi

    Silahkan Baca


    Kimia Fisika

    Ekstraksi adalah :  
    proses pemindahan atau pencucian suatu konstituen dalam suatu sampel ke suatu pelarut dengan cara mengaduk atau melarutkannya.

    Pengertian lain dari ekstraksi adalah :
    Pemisahan atau pengambilan zat cair dalam suatu bahan atau sampel.

    Proses ekstraksi dapat dibedakan 2 fase, dapat dilakukan 1 kali ekstraksi  dan beberapa kali ekstraksi  kontinyu.

    Dari segi teknik ekstraksi dapat dibagi menjadi 3 bagian :
    1. Ekstraksi cair-cair    (ekstraksi pelarut).
    2. Ekstraksi padat-cair (leaching).
    3. Ekstraksi Super kritis
    Ekstraksi pelarut adalah  solut dipindahkan dari pelarut yang satu ke pelarut yang lain yang tidak tercampur dengan cara mengocok berulang. Dilaboratorium kimia dilakukan dengan menggunakan corong pemisah. Setelah pengocokan dibiarkan memisah menjadi 2 lapisan. Salah satu lapisan diambil, sedangkan lapisan ke 2 dibuang atau di ekstraksi kembali dengan cara yang sama.

    Ekstraksi leaching adalah ekstraksi suatu konstituen dan sampel padat dengan cara melarutkan langsung dalam suatu pelarut yang sesuai lalu disaring filtrasi, diuapkan sampai kering di laboratorium. Ekstraksi ini dilakukan menggunakan alat soklet.

    Istilah-istilah umum dalam ekstraksi :
    1. Material ekstraksi : bahan yang akan di ekstraksi
    2. Solven (media ekstraksi) : suatu zat cair yang dapat melakukan ekstraksi.
    3. Ekstrak : material yang dipisahkan dari zat pembawanya.
    4. Rafinat (residu) : material yangsudah di ekstraksi.
    5. Diluen : cairan pembawa.
    6. Ekstraktor : alat ekstraksi.
    7. Estraksi padat-cair : ekstraksi dari bahan padat.
    8. Ektraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) : ekstraksi dari bahan cair.
    Sifat - Sifat Pelarut :
    1. Selektif, hanya dapat melarutkan konstituen yang kita inginkan.
    2. Sulubilitas, mampu melarutkan atau mengekstraksi dalam jumlah yang banyak.
    3. kemampuan memisahkan.
    4. Densitas yang berbeda.
    5. Reaktifitas, pelarut tudak boleh bereaksi dengan zat yang diambil .
    6. Titik didih dapat bereaksi dengan bahan yang diekstraksi.
    7. Murah.
    8. Tidak beracun, eksplosif dan korosif.
    Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi :
    1. Ukuran partikel
    2. Jenis pelarut
    3. Temperatur
    4. Pencampuran
    Ekstraksi padat - cair yang digunakan untuk memisahkan enalit yang terdapat pada padatan yang menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan diekstraksi, terlebih dahulu dilembutkan dengan cara ditumbuk atau juga di iris - iris, kemudian padatkan yang telah halus dibungukus dengan kertas saring. Padatan organik dimasukkan ke dalam labu alas bulat.

    Kemudian alat ekstraksi soklet di rangkai dengan kondensor. Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak.

      Kamis, 01 Agustus 2013

      Mengukur Indeks Bias Senyawa Dengan Alat Refraktometer

      TUJUAN Untuk menentukan indeks bias suatu senyawa. Dapat menggunakan refraktometer. Mengetahui konsentrasi alkohol dengan metoda refraktomet...
      Kimia Fisika - Hallo sahabat indonesia teknologi, Artikel yang anda baca saat ini dengan judul Kimia Fisika, Artikel ini telah dipersiapkan dengan baik untuk anda baca dan ketahui informasinya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Chemical, Artikel Kimia Fisika, Artikel Laporan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Selamat membaca.

      Judul : Mengukur Indeks Bias Senyawa Dengan Alat Refraktometer
      link : Mengukur Indeks Bias Senyawa Dengan Alat Refraktometer

      Silahkan Baca


      Kimia Fisika

      TUJUAN

      1. Untuk menentukan indeks bias suatu senyawa.
      2. Dapat menggunakan refraktometer.
      3. Mengetahui konsentrasi alkohol dengan metoda refraktometer.
      TEORI DASAR


      Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim, 2010).

                  Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).

                  Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).

                  Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.

                Rumus : n = c/v

      ket :      n : indeks bias

                   c : kecepatan cahaya di udara

                   v : kecepatan cahaya dalam zat
      Silahkan klick ini untuk tambahan teori dasar lengkap

      ALAT DAN BAHAN
      Alat
      1. Refraktometer ~> untuk mengukur indek bias
      2. Botol semprot ~> untuk tempat aquades
      3. Pipet tetes       ~> untuk mengambil zat
      4. Tabung reaksi ~> untuk tempat sampel
      Bahan 
      1. aquades ~> pelarut universal
      2. Tissu       ~> untuk melap cairan
      3. Plastik
      4. Alkohol
      CARA KERJA
      Membuat Larutan Standar
      1. Masukan Ethanol dan Aquades ke dalam gelas piala   
      2. Masukkan Aquades dan Ethanol 96% ke dalam buret dan kemudian 
      3. Masukkan Ethanol ke dalam tabung reaksi dengan volume yang ditentukan.
      4. Tambahkan Aquades dalam tabung reaksi dengan volume yang  ditentukan.
      5. Ditutup  tabung reaksi dengan aluminium foil. Kocok tambung reaksi dan letakkan di rak tabung reaksi.
      Membuat Larutan Sampel
      1. Tambahkan kembali etanol dan aquades ke dalam buret.
      2. Masukkan etanol ke dalam labu ukur sesuai perhitungan dan paskan dengan aquades.
      3. Aduk labu ukur.
      4. Tutup dengan alumunium voil dan beri label.
      Menentukan Indek Bias dengan Refraktometer
      1. Teteskan sampel yang akan diperiksa indeks biasnya pada tempat sampel refraktometer.
      2. Tutup dengan rapat dan biarkan cahaya melewati larutan dan melalui prisma agar cahaya pada layar dalam alat tersebut terbagi menjadi dua.
      3. Geser tanda batas tersebut dengan memutar knop pengatur, sehingga memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotongan terlihat pada layar.
      4. Mengamati dan membaca skala indeks bias yang ditungjukan oleh jarum layar skala melalui mikroskop.
      5. Layar hasil dua warna yang telah diatur sedemikian sehingga memberikan dua warna yang mempunyai warna yang jelas dan tegas.
      DATA


      GRAFIK
      1. Grafik perbandingan suhu dengan konsentrasi larutan
       
      2. Grafik perbandingan nilai indek bias dengan konsentrasi
       
      PERHITUNGAN
      PEMBAHASAN
      Indeks bias merupakan perbandingan laju cahaya di ruang hampa terhadap laju cahaya didalam medium berdasarkan hasil yang telah dilakukan.

      Menggunakan sebuah lensa yang berguna untuk mengatur besar kecilnya cahaya yang keluar dari tabung cahaya. Dengan cara memutar-mutar posisi dan ketinggian tabung sumber cahaya. 

      KESIMPULAN
      Dari praktikum yang telah dilakukan tentang indeks bias dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
                 1. Semakin besar konsentrasi alkohol atau zat lain, maka indeks bias akan semakin 
           besar pula dan sebaliknya.   
      2. Jika Indeks bias diketahui, maka kita bias menentukan konsentrasi larutan dengan     mencari hubungan antara indeks bias dengan konsentrasi.